Pada zaman modern ini berdagang di internet atau yang lebih dikenal sebagai Online Shop (Olshop) sangat populer dan memberikan peluang yang cukup besar untuk meraih keuntungan yang banyak. Sahabat Bizrik mungkin tertarik untuk ikut usaha Olshop tapi masih bingung mau jual apa?
Beberapa bulan terakhir ini dunia Olshop dihebohkan dengan adanya "Onstore", dengan program Onstore Aassociate yang dimiliki Onstore memberikan peluang kepada semua orang untuk memiliki Olshop tapi tidak punya produk yang mau dijual. Caranya pun cukup mudah, tanpa perlu keahlian membuat dan mengelola website bahkan bisa memperoleh keuntungan lain dengan cara merekrut member untuk bergabung.Masih penasaran ingin tahu banyak tentang Onstore ? Di sini Bizril akan memberikan review tentang Onstore sebagai salahsatu peluang bisnis.
Sebelum memulai suatu bisnis alangkah lebih baiknya jika kamu tahu lebih dahulu tentang bisnis tersebut secara mendetail, begitu pula dengan Onstore yang dikatakan banyak orang memberikan peluang bisnis yang sangat menggiurkan. Di bawah ini saya mengambil cuplikan dari situs milik Rianto Astono yang Bizril nilai sangat fair dalam memberikan review tentang Onstore. Simak reviewnya Rianto Astono tentang Onstore berikut ini :
Pertama-tama, saya bukanlah hater atau pembenci model apa pun. Saya hanya ingin mencoba membuat review, penilaian, perbandingan dan penjelasan terhadap ONstore yang belakangan cukup heboh di Facebook. Tentu review dibuat berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan analisa yang saya miliki. Saya mungkin saja keliru, maka dari itu saya membuka pintu lebar-lebar jika ada yang perlu ditanggapi atau disanggah.
Btw …
Saya adalah salah satu pembaca buku Andry Salim juga yang tak sungkan merekomendasikannya kepada banyak orang sebagai bacaan bermutu. Bahkan report Facebook “un copyright” milik beliau pun saya share di group yang saya kelola karena isinya cukup bagus. Saya tidak mengenalnya secara pribadi sehingga tidak juga pernah punya masalah pribadi. Tapi mereview ONstore mau tak mau akan menyeretnya masuk ke dalam tulisan ini. So, saya mohon ijin dulu mastah.
Sebelum memulai review, berikut catatan kecil saya :
1. Saya paham jika setiap bisnis memang punya “bumbu” dan “bungkus”. Tapi tak seharusnya “bumbu” dan “bungkus” mengaburkan konten yang sebenarnya.
2. Salah kaprah adalah hal yang lumrah. Tetapi salah kaprah yang dibiarkan akan menyengsarakan banyak orang.
So, Apa itu ONstore?
Bisnis MLM aka Multi Level Marketing. Tidak ada bisnis berbasis networking dengan istilah binary, upline, downline, kaki-kaki, poin, marketing plan, yang bukan MLM.
Dan MLM ya biasa-biasa saja, ada ratusan jumlahnya dari kelas teri hingga kelas kakap yang tersedia dan Anda bisa join. Sistemnya ya begitu-begitu saja. Saya tahu dan pernah diceritakan detail tentang ini, tentang bagaimana flownya, bagaimana matrixnya, bagaimana sistem yang merugikan dan bikin ‘jebol’ perusahaan, bagaimana sistem yang lebih menguntungkan, bagaimana cara mengunci komisi anu dan itu. Newbie-newbie begini, saya kenal sama bos MLM salah satu merek pembalut di Indonesia.
Saya tidak anti MLM. Justru sebaliknya, saya orang yang kagum dengan bisnis MLM meski tak pernah tertarik untuk menjalankannya karena tidak sesuai dengan jiwa saya. Setidaknya sampai hari ini.
Apakah ONstore adalah bisnis yang berbasis e-commerce?
Tentu. Kalau Anda jualan ketupat via iklan baris online juga e-commerce namanya. Jadi, penyebutan e-commerce ini sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi kadang merangsang para pemula untuk terlalu cepat kagum. Simak pengertian e-commerce disini.
Apakah ONstore sama dengan Amazon atau Lazada?
Tidak dan rasanya tidak akan pernah sama. Newbie-newbie begini saya sudah menjadi associates di Amazon sejak 6 tahun lalu, publisher di Lazada hampir 2 tahun, affiliater di CJ sudah 4 tahun, Shareasale 2 tahun, dan banyak lagi network lainnya.
Tak ada satu pun dari website2 tersebut yang memberlakukan sistem MLM, apalagi dengan kedalaman level hingga tak terhingga seperti yang dimiliki ONstore.
Tak ada juga satu pun dari website2 tersebut yang memungut bayaran dari publisher/affiliate yang ingin mendaftarkan diri.
Jadi, klaim-klaim beberapa ‘oknum’ ONstore yang menyebut konsep ONstore sama seperti Amazon atau Lazada sama sekali keliru dan cenderung menyesatkan. Itu seperti ngomongin kambing guling dan ayam goreng. Sama-sama makanan memang, tapi beda banget kan rasa dan wujudnya? Hehe.
Lalu apakah produk MLM dari ONstore?
MLM harus punya produk, jika tidak itu namanya “money game”. Untungnya ONstore punya produk, yakni speaker, headset, headphones, earphones, casing hape yang diproduksi oleh perusahaan bernama ONDIGO, yang bosnya adalah juga bos dari ONstore.
Tebakan saya, ‘merek’ ON dari ONstore itu diambil dari nama ONDIGO. Yang jelas pasti bukan dari ONcom atau ONdel-ONdel. Hehe.
Sayangnya, produk-produk “utama” tersebut tidak dijelaskan secara rinci di video. Tapi memang begitulah biasanya MLM, titik fokusnya seringkali memang lebih kepada bisnis dan marketing plan dibandingkan produknya sendiri.
Saya pribadi punya pengalaman ketika ikut presentasi MLM sebuah produk kesehatan yang kepingin saya tahu betul khasiatnya. Tetapi dari 2 jam si presenter cuap-cuap, 115 menit ngomongin tentang bisnisnya dan hanya 5 menit saja ngomongin obatnya sampe kepala saya pusing. Hehe.
Jadi apakah itu associates ONstore dan bagaimana cara bergabung disana?
Anda harus membeli produk-produk ONDIGO yang saya sebutkan diatas + membayar biaya maintenance setiap tahun. Tanpa membeli produk ONDIGO tersebut, Anda tak bisa menjadi associates. Dan cara Anda merekrut associates baru agar mendapatkan komisi adalah dengan berjualan produk ONDIGO + biaya maintenance tahunan tersebut kepada orang lain, begitu terus.
Kenapa saya yakin jika inilah inti dari bisnisnya? Karena 20 menit isi video Andry Salim menjelaskan hal tersebut begitu rinci.
Nah, jika Anda ingin menjadi vendor (pemasok barang), maka Anda tak seharusnya bergabung menjadi associates karena tak ada hubungan antara niat Anda untuk menjual barang via ONstore dengan membeli produk audio2an tersebut. Silahkan tunggu tanggal mainnya, dan joinlah sebagai vendor.
Tapi di ONstore itu ada ribuan produk lainnya yang juga bisa dijual, bukan?
Inilah yang saya sebut sebagai “bumbu”. Dan karena hanya “bumbu”, wajar jika tidak diterangkan dengan rinci di video tentang bagaimana sistemnya, berapa presentasi keuntungannya dan berapa dalam levelnya.
Satu hal yang pasti, jika produk-produk ‘bermerek’ dijual menggunakan sistem MLM, seperti Nike, Spalding, Adidas, Reebok, dll yang sempat tampil beberapa detik di video, maka akan ada 2 saja kemungkinannya :
– pertama, harga jualnya pasti akan sangat mahal karena komisinya (SP) dibagikan berjenjang kepada banyak associates. Anda dijamin akan kesusahan untuk menjualnya karena kalah murah dengan kompetitor lainnya.
– kedua, jika harga jualnya bisa bersaing dengan toko-toko online lainnya, maka komisinya pasti sangat kecil karena lagi-lagi harus dibagikan berjenjang kepada banyak associates. Anda akan sangat susah mengumpulkan komisi (SP).
So, kembali lagi, untuk mendapatkan komisi besar (apalagi kepengen pelesir dengan kapal pesiar), Anda harus berjualan produk ONDIGO dengan merekrut associates baru, lalu mendorong downline Anda untuk merekrut associates lainnya.
Bagaimana dengan ribuan produk lagi yang berasal dari vendor berbasis UKM atau produk digital?
Mungkin saja bisa dijual secara MLM dengan sistem yang ada di ONstore karena produk-produk ‘non merek’ dan digital biasanya tak memiliki patokan harga baku.
Tapi lagi-lagi hal ini tak dijelaskan secara rinci tentang bagaimana cara menghitung komisi (SP), berapakah kedalamannya dan apa saja vendor yang saat ini sudah bergabung. Kemungkinan besar cuma “bumbu” lagi.
Eh, saya kan bisa merekrut vendor dan mendapatkan pasif income juga?
Bisa. Besarnya cuma 1% saja. Beberapa sumber bahkan menyebutkan ONstore sebagai “Rumah UKM”.
Tapi tahukah Anda apa itu UKM?
UU No. 9 tahun 1995 menyebutkan :
“UKM Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).” Artinya mentok-mentoknya Anda hanya bisa menghasilkan sekitar Rp. 833.000,- pasif income setiap bulan. Dengan catatan UKM tersebut berhasil mencapai omset tertinggi yang diperbolehkan.
Tetapi, vendor akan sangat berat untuk berjualan di ONstore karena lagi-lagi :
– Jika ingin menjual produknya dengan murah agar margin keuntungan associates tinggi, maka lebih baik bagi mereka menjualnya melalui media internet yang lain. Ada puluhan tempat yang bisa dimanfaatkan secara gratis tis tis tis.
– Jika ingin menjual produknya dengan mahal tanpa mengakomodasi margin keuntungan associates, maka produk akan sulit laku atau malas dijualkan oleh associates.
Saya bukan pesimis karena semua kemungkinan pasti selalu ada. Tapi saya berani bertaruh jika dari misalnya 100 associates, paling hanya ada 1-2-3-4 saja yang memiliki akses dengan UKM atau vendor, yang sayangnya tak semua dapat diterima oleh ONstore karena berbagai faktor dan QC yang dikatakan cukup ketat.
Jadi lupakan 1% itu. Kembalilah fokus untuk menjual produk ONDIGO saja kalau ingin naik kapal pesiar. Hehe.
Eit, tapi ONstore itu kan punya visi menginspirasi 100.000 pebisnis online dan UKM?
Tunggu dulu.
Menginspirasi 100.000 pebisnis online adalah satu hal, membangun bisnis MLM dengan berjualan speaker-speakeran adalah hal yang lain.
“Bungkus” seperti ini bisa sangat berbahaya karena dapat dilihat dari 2 sisi yang berbeda. Jika seluruh team dan associates ONstore menjelaskan konsep bisnis jualan “speaker” secara benar dan orang setuju untuk bergabung, SAH, itu hak mereka untuk mendapatkan downlone dan komisi. Tetapi jika orang bergabung hanya karena terkagum-kagum dengan “Inspirasi 100.000” tanpa mengetahui konsep bisnisnya, itu menyesatkan.
Di sisi lain, kita dapat melihat situs marketplace seperti tokopedia atau bukalapak yang tak dipungkiri sangat membantu para pebisnis dan UKM di tanah air. Mereka memberikan layanan secara gratis, dan mencetak rugi besar setiap tahun setidaknya sampai hari ini. Sementara itu, ONstore akan menghimpun dana sebesar Rp. 240.000.000.000 (banyak ya enolnya hehe) untuk mewujudkan visinya, lagi-lagi dengan cara menjual speaker-speakerannya. Tak usah dijelaskan, Anda sudah bisa lihat kan perbedaannya?
Loh, para mastah bergabung semua tuh?
Inilah yang menjadi soal. Inilah yang akhirnya membuat saya menghabiskan beberapa jam untuk membuat review ONstore ini.
Bisnis ini heboh ya karena banyak mastah-mastah IM yang dikenal top ikut bergabung dan memasarkannya. Sayangnya, saya melihat kesalah-kaprahan yang agak terlalu. Saran saya kepada para mastah, jelaskanlah konsep ONstore kepada tribes yang begitu menggilai dan mempercayai Anda (saya tahu mereka akan tetap ikut Anda juga walau tak dijelaskan). Apa soalnya? Karena salah kaprah yang Anda berikan akan menular sehingga juga dilakukan oleh member Anda yang akan merekrut orang-orang terdekat mereka. Ga kasihan?
Setidaknya berikan gambaran seperti yang saya lakukan diatas, bahwa ini MLM, bahwa produknya speaker2an.
Dan jangankan mastah, kalau misalnya ada Barack Obama juga disana, saya pun tak segan memberikan kritik untuk hal-hal ‘menyimpang’ yang saya tahu dan perlu diluruskan.
Oke ada apalagi di ONstore?
Ada future plan, bisnis travel dan bisnis pulsa. Dibahas di video hanya beberapa detik karena masih dalam tahap perencanaan. Tapi lagi-lagi, konsep MLM yang diterapkan pada bisnis travel dan bisnis pulsa rasanya agak ‘aneh’ dan agak ‘usang’.
Ya, kalau mau dipaksa dikit sih bisa-bisa saja.
Tapi coba bandingkan dengan sebuah website travel yang Anda bisa join GRATIS yang ada “pasif incomenya”, namanya PegiPegi. Anda bisa menjual tiket pesawat dan kamar hotel dengan komisi langsung hingga 75% dari margin keuntungannya + tambahan 5% dari setiap komisi yang dihasilkan oleh referral Anda.
Jualan pulsa? Saya tidak tahu karena sudah bertahun-tahun tidak pernah beli pulsa. Hehehe.
ONstore dan sejenisnya?
Di Indonesia ada BeON (sama-sama ON, ga tahu ada hubungan atau tidak), yang menjual produk fisik dengan komisi berjenjang 4 level. Sayangnya, hingga hari ini yang lebih ‘jalan’ adalah bisnis rekrutnya saja karena produk-produk yang tersedia di BeON kurang menarik untuk dijual dan kelewat mahal. Klaim mereka yg memiliki ribuan produk siap jual pun cuma isapan jempol karena hanya tersedia ratusan produk saja, barusan saya hitung ada 900an saja.
Jika BeON yang hanya memberikan komisi berjenjang hingga 4 level saja jadinya begitu, bayangkan dengan ONstore yang katanya memberikan komisi dengan level tak terbatas.
Lalu ada lagi sebuah bisnis MLM yang mirip dengan ONstore, namanya TalkFusion, yakni sebuah layanan video newsletter online. Dan kesalah-kaprahan yang terjadi di TalkFusion saya lihat mirip sekali dengan ONstore.
Setiap orang yang merekrut downline baru di TalkFusion akan lebih cenderung menceritakan bagaimana bisnis online itu berkembang sangat pesat, betapa hebatnya Google, betapa kerennya e-commerce, betapa kayanya Bill Gates, Larry Page, Sergey Brain, Jeff Bezos, Jack Ma dan ‘kakak-kakak’ lainnya. Loh. Padahal apa yang dijual di TalkFusion itu adalah sebuah software, tidak ada hubungan sama sekali dengan kakak-kakak diatas!
Bonus TalkFusion? Ah, jangankan HRV atau kapal pesiar. Disana Anda bisa mendapatkan Mercedes Benz paling mewah dan liburan ke Hawaii!
Tetapi para newbie toh akan tersihir oleh cerita tentang ‘kakak-kakak’ itu dan bonus hebohnya, kemudian join tanpa tahu apa itu software video newsletter dari TalkFusion. Dan karena cara jualan ‘kecap’ dan jualan ‘mimpi’ seperti itu sangat ampuh, maka terus saja dilakukan. Padahal, seseorang yang bergabung tanpa pernah tahu apa produk MLM yang dibelinya, dan mengajak orang lain tanpa pernah menjelaskan produk apa yang dijual, itu sih setali tiga uang dengan bermain “money game”. Apa bedanya?
Lagi-lagi, newbie-newbie begini saya kenal dengan salah satu top leader TalkFusion di Indonesia dan pernah sharing banyak. Pernah saya marahi juga hehehe.
Nah
Menurut prediksi saya, ONstore kemungkinan besar memiliki wujud dari hasil kawin silang antara BeON dan TalkFusion tersebut diatas. Tapi toh kita belum tahu juga kan, lha wong websitenya aja masih belom jadi.
ONstore Vs Lainnya
Jika Anda memang ingin melirik “e-commerce”, ada banyak sekali network, lokal maupun luar yang menerima pendaftaran associates, publisher, partner secara gratis. Jumlah produk yang bisa Anda jual ada puluhan ribu dengan harga terbaik, merek network terkenal dan sudah ‘besar’. Beberapa bahkan juga memberikan training gratis untuk menjalankan bisnis tersebut. Tidak usah jauh-jauh, mari saya sebutkan saja yang ada di Indonesia :
– Lazada
– Blibli
– Bhinneka
– Bilna
– Belowcepek
– Elevenia
– PegiPegi
– Foodpanda
– Hijabenka
– Berrybenka
– dll
Lalu apa bedanya dengan ONstore? Bedanya ONstore adalah e-commerce berbasis MLM dengan produk utama dari ONDIGO berupa speaker-speakeran yang harus dibeli dan dijual kepada orang lain yang Anda rekrut kemudian.
Kesimpulannya :
1. MLM dan e-commerce adalah dua jenis kelamin yang berbeda. Bisa berdiri sendiri-sendiri atau bisa saling berkolaborasi. Jika main businessnya MLM, sebut sajalah MLM tidak usah e-commerce. Fair saja seperti MCI, Moment, dan lain sebagainya yang ternyata juga sukses besar tanpa ‘membungkus’ dirinya sebagai bisnis e-commerce. Salah kaprah akan membahayakan banyak orang.
2. Apakah Anda bisa kaya raya dari bisnis di ONstore? Bisa. Tapi Anda juga bisa kaya raya dari bisnis online lainnya tanpa harus membeli speaker-headset-casing-earphone + maintenance fee setiap tahun seharga 2,4juta dan merekrut orang lain untuk membeli hal yang sama.
3. Apakah bermanfaat jika Anda join di ONstore? Bermanfaat jika Anda membutuhkan speaker-headset-casing-earphone + maintenance fee setiap tahun dan merekrut orang lain yang juga membutuhkan speaker-headset-casing-earphone + maintenance fee setiap tahun. Diluar itu, mungkin Anda tak akan terlalu happy ketika memiliki produk yang sebetulnya tidak Anda butuhkan.
4. Apakah saya merekomendasikan dan ingin join dengan ONstore? Sayangnya tidak untuk saat ini. Mungkin nanti jika suatu saat saya tiba-tiba naksir dengan produk-produk ONDIGO dan kepingin memilikinya.
Tapi, keputusan dan pilihan tetap ada di tangan masing-masing, bukan? Jika Anda berminat dan merasa bisa menjalankan bisnis ini, go ahead dan jangan tunda-tunda. Silahkan saja langsung hubungi Andry Salim dan para partnernya, atau si cute-cute dan si semprul-semprul itu hehe.
Saya pikir itu saja review saya mengenai ONstore kali ini. Jika ada yang salah, mohon dikoreksi, diluruskan dan disanggah. Jika ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf sebesar-besarnya, terutama kepada Andry Salim yang sangat saya hormati.
Sumber : http://riantoastono.com/review-onstore/
Btw …
Saya adalah salah satu pembaca buku Andry Salim juga yang tak sungkan merekomendasikannya kepada banyak orang sebagai bacaan bermutu. Bahkan report Facebook “un copyright” milik beliau pun saya share di group yang saya kelola karena isinya cukup bagus. Saya tidak mengenalnya secara pribadi sehingga tidak juga pernah punya masalah pribadi. Tapi mereview ONstore mau tak mau akan menyeretnya masuk ke dalam tulisan ini. So, saya mohon ijin dulu mastah.
Sebelum memulai review, berikut catatan kecil saya :
1. Saya paham jika setiap bisnis memang punya “bumbu” dan “bungkus”. Tapi tak seharusnya “bumbu” dan “bungkus” mengaburkan konten yang sebenarnya.
2. Salah kaprah adalah hal yang lumrah. Tetapi salah kaprah yang dibiarkan akan menyengsarakan banyak orang.
So, Apa itu ONstore?
Bisnis MLM aka Multi Level Marketing. Tidak ada bisnis berbasis networking dengan istilah binary, upline, downline, kaki-kaki, poin, marketing plan, yang bukan MLM.
Dan MLM ya biasa-biasa saja, ada ratusan jumlahnya dari kelas teri hingga kelas kakap yang tersedia dan Anda bisa join. Sistemnya ya begitu-begitu saja. Saya tahu dan pernah diceritakan detail tentang ini, tentang bagaimana flownya, bagaimana matrixnya, bagaimana sistem yang merugikan dan bikin ‘jebol’ perusahaan, bagaimana sistem yang lebih menguntungkan, bagaimana cara mengunci komisi anu dan itu. Newbie-newbie begini, saya kenal sama bos MLM salah satu merek pembalut di Indonesia.
Saya tidak anti MLM. Justru sebaliknya, saya orang yang kagum dengan bisnis MLM meski tak pernah tertarik untuk menjalankannya karena tidak sesuai dengan jiwa saya. Setidaknya sampai hari ini.
Apakah ONstore adalah bisnis yang berbasis e-commerce?
Tentu. Kalau Anda jualan ketupat via iklan baris online juga e-commerce namanya. Jadi, penyebutan e-commerce ini sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi kadang merangsang para pemula untuk terlalu cepat kagum. Simak pengertian e-commerce disini.
Apakah ONstore sama dengan Amazon atau Lazada?
Tidak dan rasanya tidak akan pernah sama. Newbie-newbie begini saya sudah menjadi associates di Amazon sejak 6 tahun lalu, publisher di Lazada hampir 2 tahun, affiliater di CJ sudah 4 tahun, Shareasale 2 tahun, dan banyak lagi network lainnya.
Tak ada satu pun dari website2 tersebut yang memberlakukan sistem MLM, apalagi dengan kedalaman level hingga tak terhingga seperti yang dimiliki ONstore.
Tak ada juga satu pun dari website2 tersebut yang memungut bayaran dari publisher/affiliate yang ingin mendaftarkan diri.
Jadi, klaim-klaim beberapa ‘oknum’ ONstore yang menyebut konsep ONstore sama seperti Amazon atau Lazada sama sekali keliru dan cenderung menyesatkan. Itu seperti ngomongin kambing guling dan ayam goreng. Sama-sama makanan memang, tapi beda banget kan rasa dan wujudnya? Hehe.
Lalu apakah produk MLM dari ONstore?
MLM harus punya produk, jika tidak itu namanya “money game”. Untungnya ONstore punya produk, yakni speaker, headset, headphones, earphones, casing hape yang diproduksi oleh perusahaan bernama ONDIGO, yang bosnya adalah juga bos dari ONstore.
Tebakan saya, ‘merek’ ON dari ONstore itu diambil dari nama ONDIGO. Yang jelas pasti bukan dari ONcom atau ONdel-ONdel. Hehe.
Sayangnya, produk-produk “utama” tersebut tidak dijelaskan secara rinci di video. Tapi memang begitulah biasanya MLM, titik fokusnya seringkali memang lebih kepada bisnis dan marketing plan dibandingkan produknya sendiri.
Saya pribadi punya pengalaman ketika ikut presentasi MLM sebuah produk kesehatan yang kepingin saya tahu betul khasiatnya. Tetapi dari 2 jam si presenter cuap-cuap, 115 menit ngomongin tentang bisnisnya dan hanya 5 menit saja ngomongin obatnya sampe kepala saya pusing. Hehe.
Jadi apakah itu associates ONstore dan bagaimana cara bergabung disana?
Anda harus membeli produk-produk ONDIGO yang saya sebutkan diatas + membayar biaya maintenance setiap tahun. Tanpa membeli produk ONDIGO tersebut, Anda tak bisa menjadi associates. Dan cara Anda merekrut associates baru agar mendapatkan komisi adalah dengan berjualan produk ONDIGO + biaya maintenance tahunan tersebut kepada orang lain, begitu terus.
Kenapa saya yakin jika inilah inti dari bisnisnya? Karena 20 menit isi video Andry Salim menjelaskan hal tersebut begitu rinci.
Nah, jika Anda ingin menjadi vendor (pemasok barang), maka Anda tak seharusnya bergabung menjadi associates karena tak ada hubungan antara niat Anda untuk menjual barang via ONstore dengan membeli produk audio2an tersebut. Silahkan tunggu tanggal mainnya, dan joinlah sebagai vendor.
Tapi di ONstore itu ada ribuan produk lainnya yang juga bisa dijual, bukan?
Inilah yang saya sebut sebagai “bumbu”. Dan karena hanya “bumbu”, wajar jika tidak diterangkan dengan rinci di video tentang bagaimana sistemnya, berapa presentasi keuntungannya dan berapa dalam levelnya.
Satu hal yang pasti, jika produk-produk ‘bermerek’ dijual menggunakan sistem MLM, seperti Nike, Spalding, Adidas, Reebok, dll yang sempat tampil beberapa detik di video, maka akan ada 2 saja kemungkinannya :
– pertama, harga jualnya pasti akan sangat mahal karena komisinya (SP) dibagikan berjenjang kepada banyak associates. Anda dijamin akan kesusahan untuk menjualnya karena kalah murah dengan kompetitor lainnya.
– kedua, jika harga jualnya bisa bersaing dengan toko-toko online lainnya, maka komisinya pasti sangat kecil karena lagi-lagi harus dibagikan berjenjang kepada banyak associates. Anda akan sangat susah mengumpulkan komisi (SP).
So, kembali lagi, untuk mendapatkan komisi besar (apalagi kepengen pelesir dengan kapal pesiar), Anda harus berjualan produk ONDIGO dengan merekrut associates baru, lalu mendorong downline Anda untuk merekrut associates lainnya.
Bagaimana dengan ribuan produk lagi yang berasal dari vendor berbasis UKM atau produk digital?
Mungkin saja bisa dijual secara MLM dengan sistem yang ada di ONstore karena produk-produk ‘non merek’ dan digital biasanya tak memiliki patokan harga baku.
Tapi lagi-lagi hal ini tak dijelaskan secara rinci tentang bagaimana cara menghitung komisi (SP), berapakah kedalamannya dan apa saja vendor yang saat ini sudah bergabung. Kemungkinan besar cuma “bumbu” lagi.
Eh, saya kan bisa merekrut vendor dan mendapatkan pasif income juga?
Bisa. Besarnya cuma 1% saja. Beberapa sumber bahkan menyebutkan ONstore sebagai “Rumah UKM”.
Tapi tahukah Anda apa itu UKM?
UU No. 9 tahun 1995 menyebutkan :
“UKM Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).” Artinya mentok-mentoknya Anda hanya bisa menghasilkan sekitar Rp. 833.000,- pasif income setiap bulan. Dengan catatan UKM tersebut berhasil mencapai omset tertinggi yang diperbolehkan.
Tetapi, vendor akan sangat berat untuk berjualan di ONstore karena lagi-lagi :
– Jika ingin menjual produknya dengan murah agar margin keuntungan associates tinggi, maka lebih baik bagi mereka menjualnya melalui media internet yang lain. Ada puluhan tempat yang bisa dimanfaatkan secara gratis tis tis tis.
– Jika ingin menjual produknya dengan mahal tanpa mengakomodasi margin keuntungan associates, maka produk akan sulit laku atau malas dijualkan oleh associates.
Saya bukan pesimis karena semua kemungkinan pasti selalu ada. Tapi saya berani bertaruh jika dari misalnya 100 associates, paling hanya ada 1-2-3-4 saja yang memiliki akses dengan UKM atau vendor, yang sayangnya tak semua dapat diterima oleh ONstore karena berbagai faktor dan QC yang dikatakan cukup ketat.
Jadi lupakan 1% itu. Kembalilah fokus untuk menjual produk ONDIGO saja kalau ingin naik kapal pesiar. Hehe.
Eit, tapi ONstore itu kan punya visi menginspirasi 100.000 pebisnis online dan UKM?
Tunggu dulu.
Menginspirasi 100.000 pebisnis online adalah satu hal, membangun bisnis MLM dengan berjualan speaker-speakeran adalah hal yang lain.
“Bungkus” seperti ini bisa sangat berbahaya karena dapat dilihat dari 2 sisi yang berbeda. Jika seluruh team dan associates ONstore menjelaskan konsep bisnis jualan “speaker” secara benar dan orang setuju untuk bergabung, SAH, itu hak mereka untuk mendapatkan downlone dan komisi. Tetapi jika orang bergabung hanya karena terkagum-kagum dengan “Inspirasi 100.000” tanpa mengetahui konsep bisnisnya, itu menyesatkan.
Di sisi lain, kita dapat melihat situs marketplace seperti tokopedia atau bukalapak yang tak dipungkiri sangat membantu para pebisnis dan UKM di tanah air. Mereka memberikan layanan secara gratis, dan mencetak rugi besar setiap tahun setidaknya sampai hari ini. Sementara itu, ONstore akan menghimpun dana sebesar Rp. 240.000.000.000 (banyak ya enolnya hehe) untuk mewujudkan visinya, lagi-lagi dengan cara menjual speaker-speakerannya. Tak usah dijelaskan, Anda sudah bisa lihat kan perbedaannya?
Loh, para mastah bergabung semua tuh?
Inilah yang menjadi soal. Inilah yang akhirnya membuat saya menghabiskan beberapa jam untuk membuat review ONstore ini.
Bisnis ini heboh ya karena banyak mastah-mastah IM yang dikenal top ikut bergabung dan memasarkannya. Sayangnya, saya melihat kesalah-kaprahan yang agak terlalu. Saran saya kepada para mastah, jelaskanlah konsep ONstore kepada tribes yang begitu menggilai dan mempercayai Anda (saya tahu mereka akan tetap ikut Anda juga walau tak dijelaskan). Apa soalnya? Karena salah kaprah yang Anda berikan akan menular sehingga juga dilakukan oleh member Anda yang akan merekrut orang-orang terdekat mereka. Ga kasihan?
Setidaknya berikan gambaran seperti yang saya lakukan diatas, bahwa ini MLM, bahwa produknya speaker2an.
Dan jangankan mastah, kalau misalnya ada Barack Obama juga disana, saya pun tak segan memberikan kritik untuk hal-hal ‘menyimpang’ yang saya tahu dan perlu diluruskan.
Oke ada apalagi di ONstore?
Ada future plan, bisnis travel dan bisnis pulsa. Dibahas di video hanya beberapa detik karena masih dalam tahap perencanaan. Tapi lagi-lagi, konsep MLM yang diterapkan pada bisnis travel dan bisnis pulsa rasanya agak ‘aneh’ dan agak ‘usang’.
Ya, kalau mau dipaksa dikit sih bisa-bisa saja.
Tapi coba bandingkan dengan sebuah website travel yang Anda bisa join GRATIS yang ada “pasif incomenya”, namanya PegiPegi. Anda bisa menjual tiket pesawat dan kamar hotel dengan komisi langsung hingga 75% dari margin keuntungannya + tambahan 5% dari setiap komisi yang dihasilkan oleh referral Anda.
Jualan pulsa? Saya tidak tahu karena sudah bertahun-tahun tidak pernah beli pulsa. Hehehe.
ONstore dan sejenisnya?
Di Indonesia ada BeON (sama-sama ON, ga tahu ada hubungan atau tidak), yang menjual produk fisik dengan komisi berjenjang 4 level. Sayangnya, hingga hari ini yang lebih ‘jalan’ adalah bisnis rekrutnya saja karena produk-produk yang tersedia di BeON kurang menarik untuk dijual dan kelewat mahal. Klaim mereka yg memiliki ribuan produk siap jual pun cuma isapan jempol karena hanya tersedia ratusan produk saja, barusan saya hitung ada 900an saja.
Jika BeON yang hanya memberikan komisi berjenjang hingga 4 level saja jadinya begitu, bayangkan dengan ONstore yang katanya memberikan komisi dengan level tak terbatas.
Lalu ada lagi sebuah bisnis MLM yang mirip dengan ONstore, namanya TalkFusion, yakni sebuah layanan video newsletter online. Dan kesalah-kaprahan yang terjadi di TalkFusion saya lihat mirip sekali dengan ONstore.
Setiap orang yang merekrut downline baru di TalkFusion akan lebih cenderung menceritakan bagaimana bisnis online itu berkembang sangat pesat, betapa hebatnya Google, betapa kerennya e-commerce, betapa kayanya Bill Gates, Larry Page, Sergey Brain, Jeff Bezos, Jack Ma dan ‘kakak-kakak’ lainnya. Loh. Padahal apa yang dijual di TalkFusion itu adalah sebuah software, tidak ada hubungan sama sekali dengan kakak-kakak diatas!
Bonus TalkFusion? Ah, jangankan HRV atau kapal pesiar. Disana Anda bisa mendapatkan Mercedes Benz paling mewah dan liburan ke Hawaii!
Tetapi para newbie toh akan tersihir oleh cerita tentang ‘kakak-kakak’ itu dan bonus hebohnya, kemudian join tanpa tahu apa itu software video newsletter dari TalkFusion. Dan karena cara jualan ‘kecap’ dan jualan ‘mimpi’ seperti itu sangat ampuh, maka terus saja dilakukan. Padahal, seseorang yang bergabung tanpa pernah tahu apa produk MLM yang dibelinya, dan mengajak orang lain tanpa pernah menjelaskan produk apa yang dijual, itu sih setali tiga uang dengan bermain “money game”. Apa bedanya?
Lagi-lagi, newbie-newbie begini saya kenal dengan salah satu top leader TalkFusion di Indonesia dan pernah sharing banyak. Pernah saya marahi juga hehehe.
Nah
Menurut prediksi saya, ONstore kemungkinan besar memiliki wujud dari hasil kawin silang antara BeON dan TalkFusion tersebut diatas. Tapi toh kita belum tahu juga kan, lha wong websitenya aja masih belom jadi.
ONstore Vs Lainnya
Jika Anda memang ingin melirik “e-commerce”, ada banyak sekali network, lokal maupun luar yang menerima pendaftaran associates, publisher, partner secara gratis. Jumlah produk yang bisa Anda jual ada puluhan ribu dengan harga terbaik, merek network terkenal dan sudah ‘besar’. Beberapa bahkan juga memberikan training gratis untuk menjalankan bisnis tersebut. Tidak usah jauh-jauh, mari saya sebutkan saja yang ada di Indonesia :
– Lazada
– Blibli
– Bhinneka
– Bilna
– Belowcepek
– Elevenia
– PegiPegi
– Foodpanda
– Hijabenka
– Berrybenka
– dll
Lalu apa bedanya dengan ONstore? Bedanya ONstore adalah e-commerce berbasis MLM dengan produk utama dari ONDIGO berupa speaker-speakeran yang harus dibeli dan dijual kepada orang lain yang Anda rekrut kemudian.
Kesimpulannya :
1. MLM dan e-commerce adalah dua jenis kelamin yang berbeda. Bisa berdiri sendiri-sendiri atau bisa saling berkolaborasi. Jika main businessnya MLM, sebut sajalah MLM tidak usah e-commerce. Fair saja seperti MCI, Moment, dan lain sebagainya yang ternyata juga sukses besar tanpa ‘membungkus’ dirinya sebagai bisnis e-commerce. Salah kaprah akan membahayakan banyak orang.
2. Apakah Anda bisa kaya raya dari bisnis di ONstore? Bisa. Tapi Anda juga bisa kaya raya dari bisnis online lainnya tanpa harus membeli speaker-headset-casing-earphone + maintenance fee setiap tahun seharga 2,4juta dan merekrut orang lain untuk membeli hal yang sama.
3. Apakah bermanfaat jika Anda join di ONstore? Bermanfaat jika Anda membutuhkan speaker-headset-casing-earphone + maintenance fee setiap tahun dan merekrut orang lain yang juga membutuhkan speaker-headset-casing-earphone + maintenance fee setiap tahun. Diluar itu, mungkin Anda tak akan terlalu happy ketika memiliki produk yang sebetulnya tidak Anda butuhkan.
4. Apakah saya merekomendasikan dan ingin join dengan ONstore? Sayangnya tidak untuk saat ini. Mungkin nanti jika suatu saat saya tiba-tiba naksir dengan produk-produk ONDIGO dan kepingin memilikinya.
Tapi, keputusan dan pilihan tetap ada di tangan masing-masing, bukan? Jika Anda berminat dan merasa bisa menjalankan bisnis ini, go ahead dan jangan tunda-tunda. Silahkan saja langsung hubungi Andry Salim dan para partnernya, atau si cute-cute dan si semprul-semprul itu hehe.
Saya pikir itu saja review saya mengenai ONstore kali ini. Jika ada yang salah, mohon dikoreksi, diluruskan dan disanggah. Jika ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf sebesar-besarnya, terutama kepada Andry Salim yang sangat saya hormati.
Sumber : http://riantoastono.com/review-onstore/
Itulah review dari Riano Astono tentang Onstore yang diperoleh dari website pribadinya.
Bizril sendiri mencoba mencari perbandingan harga beberapa produk Onstore dibandingkan dengan produk yang sama di beberapa situs Olshop lainnya. Berikut ini hasil perbandingan harganya :
+ Laptop ASUS X200MA-KX419B
- Harga di Onstore : Rp. 3,899,000
- Harga di Blibli : Rp 3,479,000
- Harga di Tokopedia : Rp 3.550.000
+ Smartphone Samsung A500F (Galaxy A5)
- Harga di Onstore : Rp. 4,399,000
- Harga di Tokopedia : Rp 4.199.000
- Harga di Lazada : Rp. 4.250.000
- Harga di Blibli : Rp 4,499,000
- Harga di Bhinneka : 4,499,000
+ Camera Olympus Stylus 1
- Harga di Onstore : Rp. 7,425,000
- Harga di Butikdukomsel : Rp. 7.053.750
- Harga di kliknklik : Rp. 7.085.000
- Harga di Tokocamzone : Rp. 7,100,000
+ Jam Tangan Casio Edifice EF524GF
- Harga di Onstore : Rp. 2,170,000
- Harga di Butikdukomsel : Rp. 1.736.000
- Harga di Lazada: Rp. 1.736.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bizril Blog ™ adalah DoFollow blog
.
Tulislah komentar dengan menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan). Usahakan agar komentar anda relevan dengan topik bahasan.
Boleh menyertakan 1 link pada komentar, tetapi jika lebih dari 1 link akan dihapus.
Terimakasih atas komentar anda.